Sebutkan komponen abiotik pada ekosistem serta penjelasan peran komponen tersebut
Biologi
elviani3
Pertanyaan
Sebutkan komponen abiotik pada ekosistem serta penjelasan peran komponen tersebut
1 Jawaban
-
1. Jawaban frencissriiy93
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing dari komponen abiotik dalam ekosistem tersebut.
a. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor yang sangat penting bagi distribusi atau penyebaran suatu organisme. Hal tersebut karena suhu dapat memengaruhi proses biologis dan kemampuan suatu organisme dalam mengatur (regulasi) suhu tubuhnya secara tepat. Setiap makhluk hidup membutuhkan suhu tertentu yang sesuai untuk melakukan aktivitas hidupnya dengan optimum (suhu optimum). Tumbuhan dapat melakukan fotosintesis dengan hasil optimum pada suhu yang tidak terlalu panas, tetapi juga tidak terlalu dingin (antara 26-30 °C) meskipun di luar kisaran suhu tersebut fotosintesis tetap dapat dilakukan, namun hasilnya kurang optimum. Sel dari suatu makhluk hidup dapat pecah apabila suhu lingkungannya sangat jauh dari suhu optimum (di bawah 0 °C), hal ini terjadi karena cairan di dalam sel membeku. Begitu pun apabila suhu lingkungan berada di atas 45 °C, protein yang terdapat di sebagian besar organisme dapat terdenaturasi atau rusak. Hanya sedikit jumlah organisme yang dapat melakukan metabolisme pada suhu yang sangat rendah ataupun suhu yang tinggi, contohnya burung pinguin. Burung ini dapat beradaptasi terhadap suhu lingkungan yang sangat ekstrim di bawah nol. Suatu ekosistem dapat memiliki suhu yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti angin dan cahaya matahari.
Beberapa makhluk hidup dapat beradaptasi apabila suhu lingkungan tidak sesuai, seperti pada pohon jati. Pohon ini saat suhu lingkungannya tinggi akan beradaptasi dengan mengugurkan daunnya yang bertujuan mengurangi penguapan. Pada makhluk hidup yang motil (dapat bergerak), jika suhu lingkungan tidak sesuai, ia dapat berpindah tempat. Contohnya pada burung alapalap nippon (Accipiter gularis) yang melakukan migrasi pada saat musim dingin dari daerah Jepang menuju daerah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
b. Cahaya
Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi seluruh makhluk hidup. Cahaya matahari menyediakan energi yang memengaruhi suatu ekosistem. Tumbuhan yang ada di darat menggunakan cahaya matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis begitu juga dengan alga dan Cyanobacteria yang ada di laut. Tumbuhan hijau mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik (melalui proses fotosintesis) apabila ada bantuan energi sinar matahari. Energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik hasil fotosintesis tumbuhan hijau sangat diperlukan sebagai energi kehidupan bagi makhluk hidup lain. Manusia juga dapat memanfaatkan energi sinar matahari untuk membangun pembangkit listrik yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Cahaya juga sangat penting bagi perkembangan dan tingkah laku beberapa spesies tumbuhan dan hewan yang sensitif terhadap cahaya, terutama terhadap lamanya waktu siang (day time) dan lamanya waktu malam (night time). Misalnya, waktu berbunga pada tumbuhan dan saat beraktivitas pada hewan. Hewan yang beraktivitas pada malam hari atau nokturnal contohnya burung hantu. Adapun pada tumbuhan, ada jenis tumbuhan yang berbunga apabila waktu malam lebih lama dari waktu siang, begitu juga sebaliknya.
c. Udara
Atmosfer bumi merupakan campuran berbagai macam gas (udara) serta partikel-partikel debu. Sekitar 78% gas di atmosfer berupa gas nitrogen, 21% gas oksigen, 1% gas argon, serta sekitar 0,035% terdiri gas CO2, sisanya berupa uap air. Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk bernapas serta membebaskan CO2 ke udara. Selain membebaskan CO2 saat bernapas, tumbuhan juga menyerap CO2 dari udara untuk fotosintesis. Hasil dari fotosintesis ini akan dilepaskan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh makhluk hidup lainnya. Kegiatan manusia yang dapat meningkatkan kadar CO2 di udara, hal ini dapat menurunkan kualitas udara bagi kehidupan.